Sabtu, 10 Mei 2014

(Twoshoot) Mianhe, Saranghae (Part 1)



Title       : (Twoshoot) Mianhe, Saranghae (Part 1)
Genre   : Gender bender, married life, romance, drama
Cast       : Kwon Yuri
                Jessica Jung, Jung (Im) Yoona, Krystal Jung
                Taeny, Soosun, Donghae
Author : Demoticon Jung (D_Jung)

Mianhe, I don’t understand you
But I Really Love You
More than you to know
Note : ini udah lama gue buat, baru sekarang gue post. Ini terinspirasi dari film india. Waktu itu gue mau pergi, eh malah hujan gede. Hujannya deres banget, mana petir duarr duerr lagi. Mana beranilah gue keluar rumah kalo gitu. Jadi kejebak deh, di dalem rumah.  Alhasil gue malah nonton tv. Gonta-ganti channel, eh nemu tuh film. Jiahh india-india kata gue waktu itu. Ya udah deh, gue tonton aja. Tapi sambil baca ff Yulsic dari hp. Ehh gue malah ngebayangin tuh shah rukh khan adalah Yuri, sama siapa tuh? Ga kenal gue yang ceweknya jadi Jessica.

“aku pulang” ucap Yuri sambil melepas sepatunya, lalu menaruhnya sembarangan kemudian beranjak tetapi terhenti karena teriakan istrinya .
“Yul, sudah kukatakan letakkan sepatumu ditempatnya.” Teriak Jessica dari dapur, karena dia tahu benar kebiasaan Yuri.
‘ishh, kenapa dia bisa tahu aku meletakkan sepatuku sembarangan. Ice princess itu benar-benar mengerikan.’ Yuri membenahi letak sepatunya sambil bergumam. “iya, sudah.” Yuri lalu menuju dapur mengikuti aroma masakan. Dia tersenyum menikmati pemandangan di depannya, istrinya sedang sibuk memasak. Dia mendekat perlahan lalu memeluk Jessica dari belakang.
“hmm, kau wangi sekali sayang.” Yuri menikmati aroma tubuh Jessica, mengecup pipi Jessica.

“heyy, mandi dulu sana selagi aku menyiapkan makan malam untuk kita.” Jessica menolehkan kepalanya, menyuruh Yuri untuk mandi tetapi Yuri malah mencium bibirnya.
“hmm, sayang masakanku bisa gosong kalau kau terus menciumku seperti ini.” Jessica mendorong pelan Yuri.
“tidak apa-apa, aku tetap akan memakannya.” Jawab Yuri, lalu mencium Jessica lagi.
“no, sayang. Aku yang tidak mau makan kalau makanannya gosong dan pahit. Sana cepatlah mandi!” Jessica mendorong Yuri menjauhinya.
“ishh, iya iya nyonya Kwon.” Yuri berjalan menuju kamar sambil tersenyum. Dia masih tidak menyangka kalau kini Jessica adalah istrinya, apalagi sekarang Jessica sudah bisa memasak mengingat dulu dia pernah sakit perut selama 3 hari setelah memakan masakan Jessica. Eitsss,jangan bilang itu bercanda. Itu serius.
-----

Yuri menyandarkan kepalanya di sandaran kursi kerjanya sambil memejamkan matanya. Dia masih disibukkan dengan berkas-berkas yang menyebalkan.  Dia menggerak-gerakkan badannya yang terasa pegal dan juga lelah. Matanya terbuka sempurna ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.
“ahhh kenapa aku tidak menyadari kalau sekarang sudah jam 10.” Yuri ingat kalau dia berjanji untuk menjemput Jessica di butiknya.
“sebaiknya kubawa pulang saja berkas-berkas ini. Jessica pasti sudah menunggu lama.” Dia lalu membereskan berkas tersebut. Saat dia mengambil hp-nya, dia melihat beberapa miscall dari Jessica yang tidak dia sadari karena hp-nya di silent . Lalu dia menelpon balik Jessica.
“hallo, mianhe sayang aku tidak melihat jam dan hp-ku di silent. Kau masih di butik?”
“hallo. Oh iya tidak apa-apa. Aku sudah dirumah, tadi diantar Tiffany.”
“ahh, mianhe sayang. Aku segera pulang.”
“ya sudah, hati-hati di jalan.”
“oke, bye.”

Sesampainya di rumah, Yuri langsung memasuki kamar karena dia tidak melihat Jessica di ruang tengah. Dilihatnya Jessica sudah tertidur.
“ahh, dia pasti lelah.” Yuri mendekati Jessica, merapikan rambut Jessica.
“good night, nice dream baby.” mencium keningnya. Lalu dia ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum tidur, dia membatalkan niatnya untuk melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai tadi.
Seketika rasa kantuknya menghilang ketika dia memandangi wajah istrinya yang sedang tertidur disampingnya. Dia menopang kepala dengan sebelah tangannya, sedangkan tangan kanannya menelusuri lekuk wajah istrinya.
Yuri POV
“dahi jenongmu.” Kuusap keningnya, merapikan rambut yang menutupi wajahnya.
“mata indahmu, tapi sayang kau sedang tidur aku jadi tidak bisa melihatnya.”
“hidung mancungmu.” Kusentuh ujung hidungnya.
“hmm, dan ini” ku sentuh bibir tipisnya yang merah meski tanpa lipstick. Pantas saja kau cocok jadi seorang model. Apalagi postur tubuhmu yang seksi meski tak terlalu tinggi. Karena itu kusuruh kau berhenti jadi model, aku tidak suka melihat mata-mata orang yang melihatmu dengan berbinar-binar seperti itu. Rasanya ingin sekali aku menonjok para fans boy-mu itu satu persatu. Argggh, memikirkan itu saja membuatku emosi. Aku benar-benar bisa hipertensi jika kau masih menjadi model. Kembali kutelusuri wajahmu yang cantik ini meski terdapat aura dinginnya. Dasar Ice Princess.
“tapi bukan hanya wajahmu yang cantik” kusentuh wajahnya.
“dan tubuhmu yang indah yang membuatku jatuh cinta padamu. Itu jadi bonus untukku karena memilikimu. Jika kau bertanya, kenapa aku mencintaimu?. Jujur aku tidak punya jawaban untuk pertanyaan itu.” Aku terus memandangi wajah princess-nya ini.
“Tapi yang aku tahu dan aku yakini adalah aku benar-benar mencintaimu.” Kucium keningnya yang jenong ini agak lama, bagian yang aku suka setelah bibir tipisnya.
“ Aku tidak punya alasan mencintaimu. Tapi kupikir cinta memang tak butuh alasan. Karena jika alasan itu menjadi dasarnya, maka saat alasan itu berubah, cinta itupun ikut berubah.”

Yuri POV end
“eoh?”
Jessica terbangun dari tidurnya ketika Yuri membenahi rambutnya dan mengusap dahinya, tetapi sengaja tidak membuka matanya. Dia menikmati sentuhan lembut suaminya yang menyusuri lekuk wajahnya. Belakangan ini Yuri dan dirinya sendiri memang disibukkan dengan pekerjaan. Mereka tidak mempunyai banyak waktu bersama bahkan untuk makan bersama. Mereka hanya bertemu pagi dan malam hari. Ketika Yuri mengantarnya dan menjemputnya  ke butik. Bahkan beberapa hari ini dia malah pulang diantar Tiffany, sahabat serta rekan kerjanya, karena Yuri tidak bisa menjemputnya.
Jessica POV
“mata indahmu, tapi sayang kau sedang tidur aku jadi tidak bisa melihatnya.”
“hidung mancungmu.”
“hmm, dan ini” kurasakan tangannya menyentuh bibirku lembut. Lama dia terdiam. Ya! Apa yang dipikirkannya?.
Dan kini kurasakan tangannya kembali menyusuri lekukan wajahku, “tapi bukan hanya wajahmu yang cantik…” pasti dia sambil memandangiku.
Aku ingin membuka mataku, tetapi aku penasaran apa yang akan dikatakannya lagi. Apa dia sering seperti ini saat aku sedang tidur. Dasar byunYul.
“dan tubuhmu yang indah yang membuatku jatuh cinta padamu. Itu jadi bonus untukku karena memilikimu. Jika kau bertanya, kenapa aku mencintaimu?. Jujur aku tidak punya jawaban untuk pertanyaan itu.” Apa? Apa yang dia katakan? Apa maksudnya? Aku benar-benar ingin membuka mataku, tetapi dia kembali bicara.
“Tapi yang aku tahu dan aku yakini adalah aku benar-benar mencintaimu.” Yul? Dia mencium keningku. Aku benar-benar terpaku mendengar kata-katanya.
“Aku tidak punya alasan mencintaimu. Tapi kupikir cinta memang tak butuh alasan. Karena jika alasan itu menjadi dasarnya, maka saat alasan itu berubah cinta itupun ikut berubah.”
Mendengar kata-katanya, aku benar-benar terharu dan bahagia.
Jessica POV end

Jessica membuka matanya, membuat Yuri terkejut.
“eoh?” Jessica tersenyum manis kepada Yuri.
Tanpa disangka Yuri, Jessica mencium bibirnya. Yuri masih terpaku, terdiam karena perlakuan Jessica yang tiba-tiba. Jessica memejamkan matanya, memperdalam ciumannya. Sedangkan Yuri masih terdiam, belum membalas ciuman itu. ‘apa dia mengigau?’ pikir Yuri. Jessica melepaskan ciuman mereka.
“heyy, kau pikir aku mengigau ya?” Jessica melihat Yuri yang masih bengong.
“eoh.” Jawab Yuri masih dengan cengonya. Kenapa dia tahu apa yang aku pikirkan?.  Jessica mengusap pelan wajah Yuri.
“I miss you, Kwonnie.”
“I miss you too. Mrs. Kwon.” Yuri menatap dalam mata Jessica.
Yuri mencium lembut bibir Jessica. Jessica hendak memejamkan matanya menikmati sentuhan bibir suaminya tetapi Yuri melepas ciuman mereka.
“look at my eyes Mrs. Kwon.” Yuri kembali mencium Jessica. Ciuman dalam tanpa nafsu tetapi menyalurkan cintanya kepada Jessica. SKIP*** (tahu kan apa maksudnya? Memang apa?#wajahpolos)
-----

Yuri menghempaskan tubuh lelahnya di sofa ruang tengah rumah mereka. Jessica keluar kamar mengetahui Yuri sudah pulang. Jessica memeluk Yuri dari belakang, menyandarkan kepalanya di bahu Yuri.
“hey, sayang. Oh kau terlihat sangat lelah sayang. Tunggulah sebentar kubuatkan susu hangat dulu untukmu.”  Jessica memijat punggung Yuri sebentar sebelum ke dapur membuatkan susu hangat untuk Yuri.
“sayang, minum dulu susunya.” Jessica menggoyang pelan bahu Yuri, melepas dasi dan membuka 2 kancing atas baju Yuri agar sedikit relaks.
“gomawo.” Yuri menaruh mug berisi susu hangat yang telah diminumnya setengah. Mendapatkan perhatian seperti itu dari istrinya membuat lelahnya berkurang.
“apa sekarang lebih baik?” tanya Jessica yang memijat pundak Yuri.
“hmm, gomawo.”
“habiskan susunya dan bersihkan dirimu lalu tidur. Hmm?” Jessica menatap lembut Yuri.
“hmm, kau terlihat lebih segar dan sangat tampan sayang. Ini baju tidurnya.” Yuri memakai baju yang diberikan Jessica.
Yuri membaringkan tubuhnya disamping Jessica. Menaruh lengan kirinya di lekukan leher Jessica dan menopang kepala dengan tangan kanannya. Memikirkan masalah keuangan yang sedang melanda perusahaannya membuat kepalanya kembali pusing. Dia memandangi langit-langit kamar, memikirkan jalan keluar untuk masalahnya. Kepalanya kembali berdenyut. Mengingat batas waktu pembayaran sudah hampir dekat tetapi sampai saat ini uangnya belum terkumpul.
Jessica belum sepenuhnya tertidur. Dia merasakan tangan Yuri dilehernya, tetapi tangan kanan Yuri yang biasanya akan melingkari pinggang untuk memeluknya saat tidur belum juga dilakukan Yuri. Dia membuka matanya, terlihat suaminya sedang memandangi langit-langit kamar mereka dengan nafas berat.
“sayang, kenapa belum tidur?” Jessica mengusap-usap dada bidang Yuri.
“ohh,tidak apa-apa. Ini aku juga sudah mau tidur.” Yuri menenggelamkan tubuh mungil istrinya di pelukannya, memejamkan matanya.
“sepertinya ada yang sedang kau pikirkan. Apa ada masalah di kantor?” Jessica tahu bahwa kini Yuri tidak sedang tertidur,  tetapi Yuri tetap pura-pura tidur.
“berbagilah denganku sayang. Apapun masalahnya.”
“hmm, anio. Bukan apa-apa. Ayo kita lanjutkan tidur.”
Jessica jengah dengan sikap Yuri seperti ini. Yuri selalu menyimpan masalahnya sendiri. Dia tahu Yuri hanya tidak ingin menyusahkannya, tapi dia juga tidak bisa berdiam diri terus membiarkan Yuri selalu menyimpan sendiri masalahnya. Dia duduk menghadap Yuri, menggenggam erat tangan Yuri.
“sayang, jangan seperti ini. Aku ini istrimu. Aku merasa buruk jika kau selalu memendam masalahmu sendiri. Aku tahu mungkin aku tidak akan cukup membantu, tetapi setidaknya kau bisa cukup lega bila membaginya.”
“hmm, hanya masalah kecil. Sudahlah. Kau pasti capek, ayo istirahat…”
“Yul, please. Aku tahu ini pasti bukan masalah kecil.” Ucap Jessica menatap tajam Yuri, dia sungguh tidak suka dengan sikap Yuri yang seperti ini.
Jika Jessica sudah keras kepala seperti ini tidak ada jalan lain selain menceritakannya.
“oke. Iya, ada masalah di kantor… ini mengenai dana untuk pelaksanaan proyek, kami kekurangan dana pembayaran untuk pengadaan bahan tahap selanjutnya yang sudah hampir jatuh tempo. Kami memang cukup terlambat menyelesaikan proyek ini, jadi dana belum bisa cair. Kami sedang mengumpulkannya, kau tidak perlu khawatir.”
Jessica tidak perlu bertanya kenapa Yuri tidak meminta bantuan Taeyeon, Sooyoung ataupun Hyoyeon apalagi appanya. Jessica tahu benar seberapa tinggi harga diri dan ego suaminya. Kini dia beranjak dari ranjangnya menuju lemari. Dia menunjukkan buku tabungannya.
“besok kita ambil. Kurangnya nanti kita pikirkan lagi.”
“jess…”
“uangku adalah uangmu.”
“tidak Jess, aku…”
“biarkan aku membantumu.”
“Tapi Jess..”
“biarkan aku melakukan apa yang harus dilakukan seorang istri.” Jessica membingkai wajah Yuri dengan tangannya. Melihat Yuri yang masih menampakkan ketidaksukaannya.
“oke. Setelah kau punya uang, segera kembalikan.”
“aku ngantuk, ayo kita tidur.” Jessica menggoyang-goyangkan lengan Yuri dengan manja dan membaringkan tubuhnya. Yuri hanya bisa geleng-geleng melihat sikap Jessica yang kembali berubah manja. Yuri memposisikan dirinya kembali seperti kebiasaan mereka tidur.
“gomawo, sayang. Good night.” Yuri mencium kening lalu memeluk Jessica.
-----

Yuri memarkirkan motornya di depan butik milik istrinya-dan Tiffany-. Dia sedang menjemput Jessica, tetapi tidak sengaja matanya menatap ke arah café yang terletak di seberang jalan. Dia melihat seseorang yang dibencinya bersama dengan istrinya. Melihat pemandangan seperti itu membuat dadanya bergumuruh penuh dengan emosi. Dia berjalan cepat menuju café tersebut. Hatinya semakin panas setelah mendengar percakapan antara dua orang tersebut.
“pulang!” Yuri menarik tangan Jessica sedikit kasar, membuat Jessica tersentak mendapat perlakuan tiba-tiba.
“yak, Yul! Lepaskan, kau menyakiti Jessica.” Namja itu mencoba mendekati Jessica, ingin melepaskan cengkraman tangan Yuri.
“yak Lee Donghae! Apa urusannya denganmu hah? Dia istriku, aku berhak melakukan apa saja kepadanya. Dan jangan pernah temui istriku lagi! Kau mengerti!” maki Yuri di depan muka namja yang bernama Donghae tersebut. (*aduh Yul oppa apa yang kau lakukan pada Donghae oppa?)
Yuri menarik Jessica keluar café menuju motornya dengan kesal. Jessica hanya bisa meringis menahan sakit karena tangannya memerah akibat cengkraman kuat Yuri.
“Yul, tasku masih di butik.”
“cepat ambil!” jawab Yuri masih dengan nada tinggi. Dia memang sama sekali tidak dapat mengendalikan emosinya jika sudah berhadapan dengan Lee Donghae yang notabene-nya adalah mantan Jessica yang paling dicintai Jessica sebelum dirinya.
-----

Sesampainya dirumah. Yuri menutup pintu dengan kasar menimbulkan suara keras. Membuat Jessica tersentak, ketakutan.
“apa yang kau lakukan? Huh?”
“apa aku menyuruhmu minta tolong padanya?” Yuri menatap tajam Jessica.
“kapan aku menyuruhmu? Hah?” bentak Yuri. Jessica tidak bisa menahan air matanya ketika Yuri membentaknya.
“aku bahkan tidak menyuruhmu minta tolong pada appa, Soo, Taeng, atau siapapun. Dan kau malah meminta tolong padanya!” Yuri menggenggam tangannya, menahan emosinya.
Sedangkan Jessica hanya bisa terdiam. Dia tahu dia salah, tapi dia tidak punya pilihan.
“kau membuatku seperti pecundang dihadapannya, Jessica Jung.” Yuri memegang kuat kedua pundak Jessica.
Jessica tidak tahan jika Yuri sudah seperti ini. Setelah Yuri melepasnya. Dia memasukkan beberapa baju ke dalam tas, dia akan tidur di rumah orang tuanya.
“ohh kau mau pergi? Pergilah! Dan jangan kembali!” teriak Yuri melihat Jessica mengemasi bajunya.
“Yui? Kau keterlaluan.”
“pergilah noona, pergilah kepelukan oppamu itu.” (*disini Sica eonni lebih tua dari Yul)
“Dasar anak manja”
--TBC--
Ada yang mau ini dilanjut? Komen ya...








Tidak ada komentar:

Posting Komentar