Title : The
Last Song For You
Author :
D_Jung
Genre : Sad,
romance
Lenght :
Oneshoot
Cast : Lee
Jonghyun CN Blue, Im Yoona SNSD
Ini ff
pertama yang gw post, gw harap kalian suka. Check this out!..
Hidup
memang tidak pernah bisa diprediksi akan seperti apa nantinya...
Kita hanya
bisa berusaha menjalaninya, hingga nanti Sang Penciptalah yang
mengendalikannya...
Bukankah
begitu?...
Flashback*
Yoona tengah duduk dikursi dibawah
pohon besar yang rindang melindunginya dari sengatan sang raja cahaya yang kini
mulai tenggelam. Dia memasang earphone ditelinganya, mendengarkan lagu cinta
yang khusus diciptakan untuknya. Hanya untuknya. Memejamkan matanya menikmati
hilir angin yang membelainya.
“mian, aku terlambat. Kau sudah lama
menunggu?” jenis suara yang sama dengan yang sedang dinikmatinya. Jonghyun
menyerahkan cup di tangan kanannya. “igo, ohh kau membawa apa itu?” jonghyun
menunjuk kotak disamping Yoona.
“ahh, ini cake. Ayo kita coba. Aku
mencoba resep baru.” Jelas Yoona sambil membuka kotak cake tersebut.
“mashita~ wuahh kau semakin pintar
membuat cake. Gomawo~” ucap jonghyun saat mencoba masakan kekasihnya.
Mengacak-acak rambut Yoona.
“yaa~ Jongie-ya” Yoona mengerucutkan
mulutnya yang ditanggapi Jonghyun dengan tawa yang dilengkapi dengan lesung pipinya.
Jonghyun merebahkan kepalanya
dipangkuan Yoona. Membuat Yoona sedikit terkejut, mengingat Jonghyun bukanlah
namja yang suka bermanja-manja.
“apa kau begitu lelah hari ini?” tanya
Yoona mengelus rambut pendek hitam namja yang berkulit putih pucat itu.
“ani. Wae?” jonghyun menengadahkan
kepalanya.
“hmm, hanya tidak biasanya kau seperti ini.”
“wae? Memangnya aku tidak boleh manja
dengan kekasihku yang cantik ini?” jonghyun menggengam tangan Yoona yang
membelai wajahnya.
“a..aniyo... hanya saja... hmm, apa
ada...” entahlah Yoona merasa sedikit khawatir.
“ani, aniya.” Jonghyun memotong ucapan
Yoona. Dia duduk menghadap Yoona, menatap Yoona dalam. Perlahan mendekatkan
wajahnya. Dia bisa merasakan deru nafas Yoona yang tertahan. Menatap wajah
cantik yang kini tengah memejamkan matanya sebelum mendaratkan bibirnya di
bibir Yoona. Hanya mengecupnya (*jangan berpikir berlebihan ya).
“saranghae.” Jonghyun mengucapkan satu
kata penuh makna tersebut. Kata yang sangat jarang diucapkannya. Bukan karena
kadar cintanya yang rendah, tapi karena dia hanyalah seorang namja kaku yang
tidak terlalu bisa mengekspresikan perasaanya sepenuhnya.
Yoona tersenyum kecil mendengar
pengakuan Jonghyun. Dia tahu benar bagaimana namjanya. Jonghyun bukan namja
yang banyak berkata-kata, apalagi kata cinta. Jonghyun terlalu kaku untuk itu.
Dia bahkan hanya mendengar kata cinta
itu tidak sampai menghabiskan sepuluh jari tangannya jika dihitung.
Padahal hubungan mereka sudah berjalan 2
tahun ini.
“kkaja~ kita cari makan. Kurasa kau sudah cukup lapar, mengingat
ini sudah waktu makan malam.” Jonghyun mengulurkan tangannya untuk disambut
Yoona.
-----
Selesai makan malam Jonghyun mengantar
Yoona pulang. Yoona turun dari mobil, dia mengerutkan keningnya. Melihat
Jonghyun ikut turun. Kenapa? Karena biasanya Jonghyun hanya akan berada di
dalam mobil, memastikan dirinya masuk ke dalam sebelum pergi meninggalkan
rumahnya.
Sedangkan Jonghyun sendiri masih merasa
ragu untuk memberitahukan sesuatu yang dia tahu Yoona pasti akan menentangnya.
Tapi mau tidak mau, dia tetap harus melakukannya. Ini juga demi mereka.
“hmm, kau mau masuk dulu?. Kau juga
sudah lama tidak mampir.” Ajak Yoona.
“ada yang mau kubicarakan.”
“eoh? Kenapa tidak dari tadi? Ya sudah
kita bicara di dalam saja.” Yoona sedikit bingung, jika ada yang mau
dibicarakan kenapa tidak dari tadi. Padahal mereka sudah bertemu dari tadi. Toh
Jonghyun bukan namja yang suka basa-basi.
“ani, disini saja. Hanya sebentar.”
Yoona menghentikan langkahnya.
“aku akan ke Australia 2 minggu lagi.”
“untuk apa?”
“aku dipindahtugaskan disana...”
“mwo?” yoona spontan memotong perkataan
Jonghyun, dia menghela nafas kasar.
Bagaimana mungkin kau baru
memberitahuku sekarang?. Sedangkan kau akan pergi 2 minggu lagi.
“aku juga sekalian akan melanjutkan
S2-ku disana.” Tidak ada tanggapan dari Yoona, dia hanya memandangi Jonghyun.
“aku tahu aku salah baru memberitahumu
saat ini..Tapi aku harus mengambil ini Yoong, ini kesempatan bagus untuk
karirku... Kesempatan seperti ini mungkin tidak akan terulang.” Jonghyun sudah
menduga reaksi seperti ini yang akan dilihat dari kekasihnya.
“Yoong, kuharap kau mengerti. Aku sudah
memikirkannya. Aku mengerti ketakutanmu, tapi kumohon cobalah untuk mengerti.
Semuanya akan baik-baik saja. Hanya jarak kita yang jauh, dan kita yang tidak
bisa sering bertemu.” Jonghyun tahu benar apa yang menjadi ketakutan Yoona.
Yoona hanya takut di khianati. Hanya takut Jonghyun berpaling. Yoona hanya
tidak ingin kembali di khianati seperti masa lalunya.
Yoona telah duduk di kursi taman depan
rumahnya. Ketakutan ditinggalkan kembali menghantuinya. Dia sungguh tidak ingin
kejadian itu kembali terjadi. Dia ditinggalkan saat dia tengah benar-benar
mencintai. Dan kini Jonghyun, namja yang dicintainya akan pergi. Akankah
semuanya terulang?. Kata itu berkecamuk dipikirannya.
Jonghyun duduk disampingnya, menggenggam
erat tangan kurus yeojanya. Tangan kirinya perlahan mengalihkan wajah Yoona
yang menunduk untuk menghadapnya. “tidak
ada yang perlu dikhawatirkan... Aku akan memegang janjiku. Percayalah... Karena
itu aku butuh kau untuk selalu mengingatkanku, jika aku terlupa... Bukankah kau
ingin masa depan kita yang indah? Karena itu aku mengambil kesempatan ini... Tidakkah
kau ingin aku yang lebih mapan? Untuk masa depan kita.”
Ada jeda panjang yang diliputi hening.
Jonghyun membiarkan Yoona untuk memahami kata-katanya, berharap Yoona dapat
menghilangkan ketakutannya.
“Yoong~ ketakutanmu memang beralasan.
Tapi kumohon cobalah untuk mempercayaiku, mempercayai janjiku. Baiklah..
Mungkin janjiku terlalu semu, tapi tidakkah kau ingin mencobanya?. Dengarkan
perkataanku baik-baik. Mungkin aku memang akan berpaling darimu, mungkin aku
memang akan tergoda. Tapi yakinlah.. bahwa hanya kau yang ku inginkan. Hanya
padamu, aku akan kembali. Kau dengar ini?” Jonghyun menempelkan tangan Yoona di
dadanya.
“setidaknya..sampai saat ini, ini
selalu untukmu. Masuklah. Tanganmu sudah cukup dingin.” Jonghyun berdiri
dihadapan Yoona, mengangkat perlahan wajah Yoona menghadapnya. Mengecup lembut
bibir Yoona yang dingin.
“kuharap kau menyadari, sedalam apa
cintaku padamu.” Ucap Jonghyun membingkai wajah cantik yoona.
“masuklah. Aku pulang ya.”
-----
Tak terasa waktu berlalu, kini Jonghyun
sudah kembali ke Korea. Meski dia sedikit terlambat menyelesaikan kuliahnya
karena fokus ke pekerjaan. Tetapi kini semuanya sudah berlalu. Disinilah mereka
sekarang.
Namja itu tampak sangat menghayati lagu
yang tengah dinyanyikannya. Matanya menatap dalam yeoja yang selalu ada
dihatinya hingga kini. Menatap penuh cinta. Bibirnya terus menyanyikan lagu
indah bertemankan petikan gitar yang syarat akan makna. Makna yang tersimpan
dalam yang bernamakan cinta. Tak lupa senyumnya selalu mengembang saat melihat
pujaan hatinya.
Cinta itu sungguh hebat. Bisa merubah
orang sekaku dia. Cinta itu sungguh hebat. Dapat melemparkan orang hingga ke
nirwana. Cinta itu sungguh hebat. Dapat membuat senyum paling terindah. Membuat
merasa sempurna. Membawa cahaya yang paling berkilau, menembus mata lalu
kehatimu mengukir yang namanya cinta.
Itulah yang dirasakan mereka berdua.
Sang namja mengakhiri penampilannya
dengan apik. Gemuruh tepuk tangan bergema memberikan penghargaan atas
penampilannya. Dia melangkah tenang menuju satu tujuan. Seorang yeoja disana,
yeoja yang tak pernah luput dari tatapannya. Yeoja yang membuatnya merasakan
apa yang namanya bahagia.
Tatapan teduh nan tenang dari matanya,
yang membuat yeoja itu nyaman berada disampingnya. Pelukan hangat yang
menyejukkan selalu terbayang di benak sang yeoja. Kini tak terasa semuanya
menjadi nyata. Dia sudah resmi menyandang marga Lee pada namanya. Tatapan mereka
bertemu.
“Saranghae Yoongie~ya...”
“mianhe Jongi~ya...”
-----
Yoona POV*
Pikiranku menerawang kembali ke masa
itu. Semenjak Jonghyun di Australia, kekhawatiranku lambat laun terjadi.
Hubungan kami mulai merenggang. Mungkin dia memang sibuk dengan pekerjaannya
dan juga sebagai mahasiswa. Dia mulai tidak sempat menelponku, pesan singkatku
juga lama dibalasnya. Teman-temanku mulai menggodaku untuk meninggalkannya,
tapi aku masih akan bertahan menunggunya. Iya. Kuyakinkan bahwa 2 tahun
tidaklah lama. Aku harus percaya dengan janjinya.
Tapi lama-kelamaan aku mulai jenuh.
Jenuh terus menunggunya. Hampir 1 tahun ini dia sudah disana, dan hanya 1 kali
dia pulang. Itupun hanya sebentar kami bertemu, karena dia juga harus
menyelesaikan beberapa pekerjaan di kantornya di Seoul ini. Juga bertemu dengan
keluarganya. Aku memang tidak terlalu dekat dengan keluarganya. Jadi, aku
memang tidak pernah kerumahnya jika tidak bersamanya. Membuatku semakin tidak
tahu kabarnya.
Perlahan semakin lama hubungan kami kurasakan
semakin jauh. Kami tak lagi sering menghubungi seperti dulu. Aku tetap
berpikiran positif bahwa dia hanya sedang sibuk dengan pekerjaan dan kuliahnya.
Hingga akhirnya hadir seorang namja
yang sebenarnya sudah cukup lama ku kenal, dan sebenarnya juga sudah beberapa
kali menyatakan cintanya padaku. Tetapi aku tetap memilih Jonghyun. Dan entah
apa yang kupikirkan saat itu. Saat namja itu kembali menyatakan cintanya
padaku. Aku akhirnya menerimanya.
Aku mengenalnya cukup lama, dia namja
yang baik juga sopan. Dia juga sudah beberapa kali berkunjung kerumahku,
sekalian mengantarku. Kulihat dia juga cukup bisa mengakrabkan diri dengan
orang tuaku. Dia selalu memperlakukanku dengan baik. Bahkan saat aku menolaknya
meski terlihat kekecewaan dimatanya tetapi dia tetap meyakinkanku bahwa dia
baik-baik saja. Mungkin itu juga yang akhirnya membuatku luluh. Dan mulai
perlahan melupakan Jonghyun.
“mianhe Jongi~ya...” tetapi melihatnya
menyanyikan lagu itu kembali-lagu yang diciptakannya khusus untukku-saat ini,
aku merasa seperti penjahat. Penjahat yang mengkhianatinya. Tatapan teduhnya yang
selalu membuatku nyaman kini berganti menyiratkan kepedihan yang bahkan juga
menyakitkan. Itu karenaku. “mianhe Jongi~ya...”
-----
Jonghyun
POV*
Berat bagiku untuk berada disini. Di
tempat ini. Tempat yang seharusnya menjadi tempat bagiku dan dia untuk mengucap
janji suci di mata Tuhan. Ya, seharusnya aku yang berada disana, disampingnya,
bukan namja itu atau yang lain.
Betapa berat melihat dia bersanding
dengan namja selain aku. Hati ini mungkin sudah mati. Sudah mati, saat kutahu
bahwa dia bukan lagi milikku. Saat itu aku baru saja kembali dari luar negeri,
setelah menamatkan S2-ku di Australia. Ingin sekali aku segera menemuinya,
tetapi ada beberapa hal yang harus ku urus di kantor atas kepulanganku kembali
ke Korea. 2 tahun yang lalu aku dipindahkan ke cabang yang berada di Australia.
Sebelumnya aku tidak mau, tetapi karena disana aku juga diberikan beasiswa
untuk melanjutkan kuliah S2 maka aku menerimanya.
Saat itu yang kupikirkan, bahwa
semuanya akan menjadi lebih baik. Meski aku harus jauh darinya tetapi aku akan
mempunyai masa depan yang cerah. Dan ketika aku kembali aku akan melamarnya,
membangun hidup berdua dengannya. Membangun keluarga kecil yang diimpikannya.
Akan ada aku, dia dan 2 anak kami.
Sungguh sangat bahagia bahkan hanya
dengan mengkhayalkannya. Tetapi itu semua memang hanya khayalan, yang tak akan
menjadi nyata. Kini aku hanya bisa menatapnya. Menatapnya dari kejauhan.
Aku tidak pernah berpikir akan seperti
ini jadinya. Bukan, bukan salahnya juga bahwa kini dia bersama yang lain. Aku
tidak bisa menyalahkannya sepenuhnya karena hanya dia yang berhak memilih,
memilih hati mana yang akan dicintainya. Memilih siapa yang akan menjadi
pendampingnya.
Harusnya aku tahu, aku memikirkan
ketakutannya saat itu. Tetapi dengan bodohnya aku meyakinkannya bahwa tidak ada
yang akan berubah. Aku lupa. Aku lupa bahwa cinta bisa perlahan menghilang lalu
binasa.
Aku terlalu sombong diri dengan cinta
yang menggebu saat itu. Aku lupa bahwa tidak ada yang kekal.
“Saranghae Yoongie~ya...”
END
Ini salah
satu couple favorit gw setelah Yonghwa-Shinye atau Yonghwa-Seohyun. Sebenernya
gw lagi suka Minstal (Minhyuk-Krystal atau Chanyoung-Bona) sih, tapi entah
kenapa gw lagi mau buat nih ff. Gw inget aja sama Yoong, dan... kepikiran muka
abang Jong pas denger kabar tentang Yoong. Ahhh, padahal mereka tuh cocok deh
kalau jadi couple, tapi apa boleh buat. Pada akhirnya, hanya mereka yang berhak
atas hidup mereka. Chukae Yoong. Sabar ya bang...
Silahkan tinggalin
komennya...
Bye D_Jung
pamit...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar