Senin, 10 Februari 2014

The Last Song For You


Title : The Last Song For You
Author : D_Jung
Genre : Sad, romance
Lenght : Oneshoot
Cast : Lee Jonghyun CN Blue, Im Yoona SNSD


Ini ff pertama yang gw post, gw harap kalian suka. Check this out!..


Hidup memang tidak pernah bisa diprediksi akan seperti apa nantinya...
Kita hanya bisa berusaha menjalaninya, hingga nanti Sang Penciptalah yang mengendalikannya...
Bukankah begitu?...

Flashback*
Yoona tengah duduk dikursi dibawah pohon besar yang rindang melindunginya dari sengatan sang raja cahaya yang kini mulai tenggelam. Dia memasang earphone ditelinganya, mendengarkan lagu cinta yang khusus diciptakan untuknya. Hanya untuknya. Memejamkan matanya menikmati hilir angin yang membelainya.
“mian, aku terlambat. Kau sudah lama menunggu?” jenis suara yang sama dengan yang sedang dinikmatinya. Jonghyun menyerahkan cup di tangan kanannya. “igo, ohh kau membawa apa itu?” jonghyun menunjuk kotak disamping Yoona.
“ahh, ini cake. Ayo kita coba. Aku mencoba resep baru.” Jelas Yoona sambil membuka kotak cake tersebut.
“mashita~ wuahh kau semakin pintar membuat cake. Gomawo~” ucap jonghyun saat mencoba masakan kekasihnya. Mengacak-acak rambut Yoona.
“yaa~ Jongie-ya” Yoona mengerucutkan mulutnya yang ditanggapi Jonghyun dengan tawa yang dilengkapi dengan lesung pipinya.
Jonghyun merebahkan kepalanya dipangkuan Yoona. Membuat Yoona sedikit terkejut, mengingat Jonghyun bukanlah namja yang suka bermanja-manja.
“apa kau begitu lelah hari ini?” tanya Yoona mengelus rambut pendek hitam namja yang berkulit putih pucat itu.
“ani. Wae?” jonghyun menengadahkan kepalanya.
“hmm, hanya tidak biasanya kau seperti ini.”
“wae? Memangnya aku tidak boleh manja dengan kekasihku yang cantik ini?” jonghyun menggengam tangan Yoona yang membelai wajahnya.
“a..aniyo... hanya saja... hmm, apa ada...” entahlah Yoona merasa sedikit khawatir.
“ani, aniya.” Jonghyun memotong ucapan Yoona. Dia duduk menghadap Yoona, menatap Yoona dalam. Perlahan mendekatkan wajahnya. Dia bisa merasakan deru nafas Yoona yang tertahan. Menatap wajah cantik yang kini tengah memejamkan matanya sebelum mendaratkan bibirnya di bibir Yoona. Hanya mengecupnya (*jangan berpikir berlebihan ya).
“saranghae.” Jonghyun mengucapkan satu kata penuh makna tersebut. Kata yang sangat jarang diucapkannya. Bukan karena kadar cintanya yang rendah, tapi karena dia hanyalah seorang namja kaku yang tidak terlalu bisa mengekspresikan perasaanya sepenuhnya.
Yoona tersenyum kecil mendengar pengakuan Jonghyun. Dia tahu benar bagaimana namjanya. Jonghyun bukan namja yang banyak berkata-kata, apalagi kata cinta. Jonghyun terlalu kaku untuk itu. Dia  bahkan hanya mendengar kata cinta itu tidak sampai menghabiskan sepuluh jari tangannya jika dihitung. Padahal  hubungan mereka sudah berjalan 2 tahun ini.
“kkaja~ kita cari makan. Kurasa kau sudah cukup lapar, mengingat ini sudah waktu makan malam.” Jonghyun mengulurkan tangannya untuk disambut Yoona.

-----

Selesai makan malam Jonghyun mengantar Yoona pulang. Yoona turun dari mobil, dia mengerutkan keningnya. Melihat Jonghyun ikut turun. Kenapa? Karena biasanya Jonghyun hanya akan berada di dalam mobil, memastikan dirinya masuk ke dalam sebelum pergi meninggalkan rumahnya.
Sedangkan Jonghyun sendiri masih merasa ragu untuk memberitahukan sesuatu yang dia tahu Yoona pasti akan menentangnya. Tapi mau tidak mau, dia tetap harus melakukannya. Ini juga demi mereka.
“hmm, kau mau masuk dulu?. Kau juga sudah lama tidak mampir.” Ajak Yoona.
“ada yang mau kubicarakan.”
“eoh? Kenapa tidak dari tadi? Ya sudah kita bicara di dalam saja.” Yoona sedikit bingung, jika ada yang mau dibicarakan kenapa tidak dari tadi. Padahal mereka sudah bertemu dari tadi. Toh Jonghyun bukan namja yang suka basa-basi.
“ani, disini saja. Hanya sebentar.” Yoona menghentikan langkahnya.
“aku akan ke Australia 2 minggu lagi.”
“untuk apa?”
“aku dipindahtugaskan disana...”
“mwo?” yoona spontan memotong perkataan Jonghyun, dia menghela nafas kasar.
Bagaimana mungkin kau baru memberitahuku sekarang?. Sedangkan kau akan pergi 2 minggu lagi.
“aku juga sekalian akan melanjutkan S2-ku disana.” Tidak ada tanggapan dari Yoona, dia hanya memandangi Jonghyun.
“aku tahu aku salah baru memberitahumu saat ini..Tapi aku harus mengambil ini Yoong, ini kesempatan bagus untuk karirku... Kesempatan seperti ini mungkin tidak akan terulang.” Jonghyun sudah menduga reaksi seperti ini yang akan dilihat dari kekasihnya.
“Yoong, kuharap kau mengerti. Aku sudah memikirkannya. Aku mengerti ketakutanmu, tapi kumohon cobalah untuk mengerti. Semuanya akan baik-baik saja. Hanya jarak kita yang jauh, dan kita yang tidak bisa sering bertemu.” Jonghyun tahu benar apa yang menjadi ketakutan Yoona. Yoona hanya takut di khianati. Hanya takut Jonghyun berpaling. Yoona hanya tidak ingin kembali di khianati seperti masa lalunya.
Yoona telah duduk di kursi taman depan rumahnya. Ketakutan ditinggalkan kembali menghantuinya. Dia sungguh tidak ingin kejadian itu kembali terjadi. Dia ditinggalkan saat dia tengah benar-benar mencintai. Dan kini Jonghyun, namja yang dicintainya akan pergi. Akankah semuanya terulang?. Kata itu berkecamuk dipikirannya.
Jonghyun duduk disampingnya, menggenggam erat tangan kurus yeojanya. Tangan kirinya perlahan mengalihkan wajah Yoona yang menunduk untuk menghadapnya.  “tidak ada yang perlu dikhawatirkan... Aku akan memegang janjiku. Percayalah... Karena itu aku butuh kau untuk selalu mengingatkanku, jika aku terlupa... Bukankah kau ingin masa depan kita yang indah? Karena itu aku mengambil kesempatan ini... Tidakkah kau ingin aku yang lebih mapan? Untuk masa depan kita.”
Ada jeda panjang yang diliputi hening. Jonghyun membiarkan Yoona untuk memahami kata-katanya, berharap Yoona dapat menghilangkan ketakutannya.
“Yoong~ ketakutanmu memang beralasan. Tapi kumohon cobalah untuk mempercayaiku, mempercayai janjiku. Baiklah.. Mungkin janjiku terlalu semu, tapi tidakkah kau ingin mencobanya?. Dengarkan perkataanku baik-baik. Mungkin aku memang akan berpaling darimu, mungkin aku memang akan tergoda. Tapi yakinlah.. bahwa hanya kau yang ku inginkan. Hanya padamu, aku akan kembali. Kau dengar ini?” Jonghyun menempelkan tangan Yoona di dadanya.
“setidaknya..sampai saat ini, ini selalu untukmu. Masuklah. Tanganmu sudah cukup dingin.” Jonghyun berdiri dihadapan Yoona, mengangkat perlahan wajah Yoona menghadapnya. Mengecup lembut bibir Yoona yang dingin.
“kuharap kau menyadari, sedalam apa cintaku padamu.” Ucap Jonghyun membingkai wajah cantik yoona.
“masuklah. Aku pulang ya.”   
-----

Tak terasa waktu berlalu, kini Jonghyun sudah kembali ke Korea. Meski dia sedikit terlambat menyelesaikan kuliahnya karena fokus ke pekerjaan. Tetapi kini semuanya sudah berlalu. Disinilah mereka sekarang.
Namja itu tampak sangat menghayati lagu yang tengah dinyanyikannya. Matanya menatap dalam yeoja yang selalu ada dihatinya hingga kini. Menatap penuh cinta. Bibirnya terus menyanyikan lagu indah bertemankan petikan gitar yang syarat akan makna. Makna yang tersimpan dalam yang bernamakan cinta. Tak lupa senyumnya selalu mengembang saat melihat pujaan hatinya.
Cinta itu sungguh hebat. Bisa merubah orang sekaku dia. Cinta itu sungguh hebat. Dapat melemparkan orang hingga ke nirwana. Cinta itu sungguh hebat. Dapat membuat senyum paling terindah. Membuat merasa sempurna. Membawa cahaya yang paling berkilau, menembus mata lalu kehatimu mengukir yang namanya cinta.
Itulah yang dirasakan mereka berdua.
Sang namja mengakhiri penampilannya dengan apik. Gemuruh tepuk tangan bergema memberikan penghargaan atas penampilannya. Dia melangkah tenang menuju satu tujuan. Seorang yeoja disana, yeoja yang tak pernah luput dari tatapannya. Yeoja yang membuatnya merasakan apa yang namanya bahagia.
Tatapan teduh nan tenang dari matanya, yang membuat yeoja itu nyaman berada disampingnya. Pelukan hangat yang menyejukkan selalu terbayang di benak sang yeoja. Kini tak terasa semuanya menjadi nyata. Dia sudah resmi menyandang marga Lee pada namanya. Tatapan mereka bertemu.
“Saranghae Yoongie~ya...”
“mianhe Jongi~ya...”

-----

Yoona POV*
Pikiranku menerawang kembali ke masa itu. Semenjak Jonghyun di Australia, kekhawatiranku lambat laun terjadi. Hubungan kami mulai merenggang. Mungkin dia memang sibuk dengan pekerjaannya dan juga sebagai mahasiswa. Dia mulai tidak sempat menelponku, pesan singkatku juga lama dibalasnya. Teman-temanku mulai menggodaku untuk meninggalkannya, tapi aku masih akan bertahan menunggunya. Iya. Kuyakinkan bahwa 2 tahun tidaklah lama. Aku harus percaya dengan janjinya.
Tapi lama-kelamaan aku mulai jenuh. Jenuh terus menunggunya. Hampir 1 tahun ini dia sudah disana, dan hanya 1 kali dia pulang. Itupun hanya sebentar kami bertemu, karena dia juga harus menyelesaikan beberapa pekerjaan di kantornya di Seoul ini. Juga bertemu dengan keluarganya. Aku memang tidak terlalu dekat dengan keluarganya. Jadi, aku memang tidak pernah kerumahnya jika tidak bersamanya. Membuatku semakin tidak tahu kabarnya.
Perlahan semakin lama hubungan kami kurasakan semakin jauh. Kami tak lagi sering menghubungi seperti dulu. Aku tetap berpikiran positif bahwa dia hanya sedang sibuk dengan pekerjaan dan kuliahnya.
Hingga akhirnya hadir seorang namja yang sebenarnya sudah cukup lama ku kenal, dan sebenarnya juga sudah beberapa kali menyatakan cintanya padaku. Tetapi aku tetap memilih Jonghyun. Dan entah apa yang kupikirkan saat itu. Saat namja itu kembali menyatakan cintanya padaku. Aku akhirnya menerimanya.
Aku mengenalnya cukup lama, dia namja yang baik juga sopan. Dia juga sudah beberapa kali berkunjung kerumahku, sekalian mengantarku. Kulihat dia juga cukup bisa mengakrabkan diri dengan orang tuaku. Dia selalu memperlakukanku dengan baik. Bahkan saat aku menolaknya meski terlihat kekecewaan dimatanya tetapi dia tetap meyakinkanku bahwa dia baik-baik saja. Mungkin itu juga yang akhirnya membuatku luluh. Dan mulai perlahan melupakan Jonghyun.
“mianhe Jongi~ya...” tetapi melihatnya menyanyikan lagu itu kembali-lagu yang diciptakannya khusus untukku-saat ini, aku merasa seperti penjahat. Penjahat yang mengkhianatinya. Tatapan teduhnya yang selalu membuatku nyaman kini berganti menyiratkan kepedihan yang bahkan juga menyakitkan. Itu karenaku. “mianhe Jongi~ya...”
-----

Jonghyun POV*
Berat bagiku untuk berada disini. Di tempat ini. Tempat yang seharusnya menjadi tempat bagiku dan dia untuk mengucap janji suci di mata Tuhan. Ya, seharusnya aku yang berada disana, disampingnya, bukan namja itu atau yang lain.
Betapa berat melihat dia bersanding dengan namja selain aku. Hati ini mungkin sudah mati. Sudah mati, saat kutahu bahwa dia bukan lagi milikku. Saat itu aku baru saja kembali dari luar negeri, setelah menamatkan S2-ku di Australia. Ingin sekali aku segera menemuinya, tetapi ada beberapa hal yang harus ku urus di kantor atas kepulanganku kembali ke Korea. 2 tahun yang lalu aku dipindahkan ke cabang yang berada di Australia. Sebelumnya aku tidak mau, tetapi karena disana aku juga diberikan beasiswa untuk melanjutkan kuliah S2 maka aku menerimanya.
Saat itu yang kupikirkan, bahwa semuanya akan menjadi lebih baik. Meski aku harus jauh darinya tetapi aku akan mempunyai masa depan yang cerah. Dan ketika aku kembali aku akan melamarnya, membangun hidup berdua dengannya. Membangun keluarga kecil yang diimpikannya. Akan ada aku, dia dan 2 anak kami.
Sungguh sangat bahagia bahkan hanya dengan mengkhayalkannya. Tetapi itu semua memang hanya khayalan, yang tak akan menjadi nyata. Kini aku hanya bisa menatapnya. Menatapnya dari kejauhan.
Aku tidak pernah berpikir akan seperti ini jadinya. Bukan, bukan salahnya juga bahwa kini dia bersama yang lain. Aku tidak bisa menyalahkannya sepenuhnya karena hanya dia yang berhak memilih, memilih hati mana yang akan dicintainya. Memilih siapa yang akan menjadi pendampingnya.
Harusnya aku tahu, aku memikirkan ketakutannya saat itu. Tetapi dengan bodohnya aku meyakinkannya bahwa tidak ada yang akan berubah. Aku lupa. Aku lupa bahwa cinta bisa perlahan menghilang lalu binasa.
Aku terlalu sombong diri dengan cinta yang menggebu saat itu. Aku lupa bahwa tidak ada yang kekal.
“Saranghae Yoongie~ya...”

END

Ini salah satu couple favorit gw setelah Yonghwa-Shinye atau Yonghwa-Seohyun. Sebenernya gw lagi suka Minstal (Minhyuk-Krystal atau Chanyoung-Bona) sih, tapi entah kenapa gw lagi mau buat nih ff. Gw inget aja sama Yoong, dan... kepikiran muka abang Jong pas denger kabar tentang Yoong. Ahhh, padahal mereka tuh cocok deh kalau jadi couple, tapi apa boleh buat. Pada akhirnya, hanya mereka yang berhak atas hidup mereka. Chukae Yoong. Sabar ya bang...
Silahkan tinggalin komennya...
Bye D_Jung pamit...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar