Udah lama banget nih nggak posting. Back to nature, biasa penyakit lama gue kambuh. Malesss akuttttttt.
Sebagai gantinya gue mau posting beberapa deh. Nih salah satunya. Oh ya, gue
harap kalian nggak merasa terganggu ya sama bahasa “lu-gue” yang gue pake,
karena gue merasa lebih enak, nyaman aja mentransfernya ke dalam tulisan. Jadi
ambil intinya aja.
Hey guy’s kali ini gue mau bagi cerita mengenai acara-acara
di TV. Ya, nggak semuanya. Cuma beberapa yang biasa gue tonton. Untungnya
diantara acara-acara nggak bermutu masih ada acara-acara yang ngasih makna.
Tapi juga dengan cara menghibur. Kita tetep dapet arti dan juga bisa sambil
ketawa-ketiwi.
Coba deh lu pikir!. Dari pagi sampe adzan maghrib bahkan
sampe kita bangun lagi. Ada berapa acara yang bisa ngasih lu pengetahuan nggak
cuma ngakak-ngakak aja. Cuma beberapa aja guy’s.
Contohnya kayak ILK (Indonesia Lawak Klub). Favorit gue
disana tuh Cak Lontong sama Si Fitrop. Gilaaaakk tuh orang, dulu emaknya ngidam
apa ya. Lucu gokillll. Disini kita disuguhkan mengenai suatu tema yang menjadi
permasalahan dengan cara yang menghibur. Jadi kita membahasnya dengan cara yang
menarik yang berisi pesan-pesan moral yang tersirat.
Ini pas ILK edisi Fasilitas (Mewah) Pejabat. Kata-kata
Fitrop dia punya pernah punya pacar yang anak seorang anak pejabat. Pacarnya
nggak mau pake mobil dinas orang tuanya, terus dia bilang dia bakal mutusin
kalo tetep nggak mau dibawa. Yahh akhirnya pacarnya bawa mobil dinas deh buat
nganterin dia, ehhh habis itu mereka
malah PUTUS. Karena ternyata bokap pacarnya, Pejabat Dinas Kebersihan dan
Sanitasi gitu alias mobil tinja. Ahahahaaaa. Koplak parahhh nih orang atu.
Kalo si Akbar, katanya dia dulu putih tetapi karena kerasnya
kehidupan dia berubah warna. Terus katanya GUBERNUR diberi RUMAH, WALI KOTA
diberi MOBIL lah RAKYAT cuma diberi TAU. Pejabat mobilnya banyak orangnya
sedikit, kalo orang miskin mobilnya sedikit orangnya banyak.
Si Ronald membahas mengenai pejabat di Inggris yang naek
kereta bahkan tanpa pengawal. Yahh, pejabat seharusnya bisa membedakan saat
menjadi pejabat dan saat menjadi pribadi.
Disini Desta juga menyampaikan bahwa masih ada penduduk
Indonesia itu hanya mempunyai penghasilan Rp. 200.000 per bulan.
Nah ini nih Cak Lontong. Katanya, dia survey 100 orang
pejabat yang hidup sederhana, tapi tidak berhasil karena memang nggak ada.
Terus selama 2 tahun survey akhirnya dapet, tapi bukan di Negara kita tapi di
Negara lain. Jadi dia nggak jadi survey deh. Hahahahaaa. Bener-beneerrr nih
orang.
Di akhir acara di tutup beberapa nasehat bijak, sekilasnya
gini. “Pergunakan fasilitas sesuai batas, agar rakyat tidak cerdas memberontak.”.
Sama “Calon pejabat berebut kursi, maka nanti jika disuruh berdiri harus siap
berdiri karena itu bukan milik sendiri.”.
Ini menyiratkan bahwa pejabat seharusnya menjadi wakil
rakyat yang bisa mewakili aspirasi rakyat. Fasilitas diberikan sebagai sarana
untuk membantu bukan menjadi ajang menguras harta rakyat. Seharusnya mereka tau
diri, mana saat menjadi pejabat mana saat dia hanyalah seorang pribadi. Seperti ucapan Kang Deni bahwa pejabat harus
memenuhi keinginan rakyat. “Rakyat ingin mobil, mereka (pejabat) ada mobil,
rakyat ingin kaya mereka (pejabat) jadi kaya.”.
Malem sebelumnya mengenai superhero. Membandingkan antara
superhero Indonesia dengan superhero Internasional. Dimana kita lebih kenal
sama superhero Internasional itu. Bener juga sih, gue aja cuma kenal beberapa.
Hehehe.
Gue inget bener si Fitrop ngomong kalo superhero Indonesia
tuh lebih WOW. Buktinya aja si Ulil temennya si Komo, si Cat Woman bisa di
deportasi karna gatal-gatal dan mendapat julukan wanita gatal hanya karena kena
bulu si Ulil.
Kasihan si Akbar yang jadi Si Buta dari Gua Hantu, dia
jealous banget sama superhero luar negeri yang punya kekuatan super, yang super
teknologi dan ada juga yang berasal dari planet lain. Lah dia dari GUA. Gila
gilaaaa. Ngakak-ngakak nggak habis-habis gue kalo nonton ILK.
Udahan deh tentang ILK-nya, kita beralih ke acara yang
formal yaitu Kick Andy. Kalian ada yang nonton Kick Andy edisi yang tayang 9
Mei 2014?. Nah kalo disini membahas mengenai tokoh utamanya pendidikan yaitu
guru.
Disini dihadirkan beberapa
“pahlawan tanpa tanda jasa” tersebut. Ada bu Sara Hanafi yang ternyata
telah mengajar sejak dia masih duduk di bangku SD. Sepertinya memang dari awal,
dia sudah menyukai dunia didik-mendidik. Saat itu dia memang masih disuruh
menggantikan gurunya yang terkadang tidak masuk. Tapi awal itu tak pernah
berakhir, karena dia melanjutkan kuliahnya di bidang FKIP yang menjadikannya
guru formal. Beliau menciptakan system
peace post card. Yang menyuruh anak untuk mengaspirasikan pendapatnya
mengenai perdamaian.
Sistem Simulasi Kesadaran Konstitusi dari seorang guru
Kewarganegaraan yang dimainkan sekilas hampir mirip dengan permainan monopoli.
Hanya saja sebagai pilihan dari Negara-negara diganti dengan pasal-pasal UUD.
Ettt jangan salah disini juga da sanksi loh, tentu saja tetap sarat ilmu.
Disini kita diberi sanksi, sperti menyanyikan lagu-lagu wajib atau daerah.
Mengajarkan kita untuk mengekspresikan pendapat kita mengenai pasal-pasl
tersebut.
Box ajaib bernama “Loker divergen” yang dapat dimanfaatkan
sebagai alat permainan edukatif yang berisi berbagai macam permainan ini
diciptakan oleh seorang guru TK bu Puji Rispati.
Lu sadar nggak sih, kalo kita nggak bakalan sampe seperti
sekarang tanpa mereka. Kita selalu beranjak menuju tempat tertinggi pendidikan,
tapi mereka tetap di bawah untuk selalu memulai mendidik. Coba kita balik ke
SD, guru kita pas SD masih ada kok. Balik ke SMP dan SMA, guru kita pas SMP dan
SMA masih dengan semangatnya mengajar. Hanya saja mereka beranjak semakin tua, sedangkan
bangunan sekolah yang tampak lebih muda karena telah direnovasi disana-sini.
Kita sudah jadi Sarjana, kita sudah mendapat pekerjaan yang lebih dari mapan
tapi mereka tetap menjadi pribadi sederhana yang selalu ikhlas dalam memberi
ilmunya.
Mari kita banyak-banyak bersyukur dan berterima kasih atas
jasa “Sang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”. Mohon selalu iringi langkah kami, semoga
kami menjadi penerus cita-cita kalian membangun negeri ini dengan amanat.
Terima kasih bapak dan ibu guru kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar